🏀 Asal Usul Kaliwungu Dalam Bahasa Jawa
Bahasa Jawa dan Bahasa Osing sebenarnya merupakan pengembangan dari Bahasa Jawa Kuno. Bahasa Using sebelumnya hanya dikenal sebagai dialek dari bahasa Jawa. Namun, pada Agustus 1997, DPRD Banyuwangi melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mulai mengizinkan mata pelajaran Bahasa Osing menjadi salah satu muatan lokal di sekolah.
Abstract. Kajian ini bertujuan untuk menentukan asal usul perkataan yang digunakan dalam bahasa Melayu dari sudut etimologi. Data kajian ini diambil daripada Kamus Dewan Perdana (KDP) yang
KudusMasuk Kabupaten Apa? Kudus adalah kabupaten di Jawa Tengah. Kabupaten Kudus terbagi menjadi 3 wilayah pembantu bupati (kawedanan), yaitu: (1) Kawedanan Kota ( Kec. Kota Kudus, Jati dan Undaan). (2) Kawedanan Cendono ( Kec. Bae, Dawe, Gebog dan Kaliwungu). (3) Kawedanan Tenggeles ( Kec. Mejobo dan Jekulo). Kudus Termasuk Kabupaten Apa?
Dalam pertemuan di Watu Pinawetengan terjadi pembagian wilayah dari tiga pakasa'an. Kata pakasa'an berarti mereka yang bersatu karena kesamaan leluhur, adat, dan bahasa. Ketiga pakasa'an itu bernama Tombulu, Tontewoh, dan Tongkimbut. Sekarang Tontewoh lebih dikenal dengan nama Tonsea dan Tongkimbut lebih dikenal dengan nama Tontemboan.
Mudik (oleh KBBI disinonimkan dengan istilah pulang kampung [1]) adalah kegiatan perantau/pekerja migran untuk pulang ke kampung halamannya. [2] Mudik di Indonesia identik dengan tradisi tahunan yang terjadi menjelang hari raya besar keagamaan misalnya menjelang Idul Fitri, Idul Adha, Natal & Tahun Baru dan Hari besar Nasional.
Aksarajawaꦲꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮjenis aksara abugida bahasajawa, sunda, madura, sasak, melayu, kawi, sanskertaperiodeabad ke-15 hingga sekarangarah penulisankiri ke kananaksara terkaitsilsilahmenurut hipotesis hubungan antara abjad aramea dengan brahmi, maka silsilahnya sebagai berikut: abjad proto-sinai abjad fenisia abjad aramea aksara brahmi dari aksara brahmi diturunkanlah:[a]aksara
Nah, dikutip dari laman jakarta.go.id bahasa Betawi termasuk salah satu bentuk dialek Bahasa Melayu. Pada awalnya, Bahasa Melayu digunakan oleh orang-orang atau penduduk asli Jakarta dan menjadi dasar bahasa Indonesia. Bahasa Melayu dengan dialek Jakarta ini sudah dipergunakan paling tidak sejak abad ke-10. Mudahnya bahasa ini bercampur dengan
Pada dasarnya bahasa Jawa yang dipertuturkan di Indramayu dan sekitarnya merupakan bagian dari rumpun dialek bahasa Jawa. Masyarakat Indramayu umumnya dapat berbicara dalam dua bahasa dengan baik atau dapat saling mengerti walaupun mereka masing-masing menggunakan bahasa yang berbeda. Asal usul. Arya Wiralodra sebagai pendiri Indramayu menjadi
Berikut ini asal-usul, ciri khas, dan tradisi suku Minang. Suku Minang Asal-usul Suku Minang. Asal-usul nama Minang bermula dari peristiwa yang terjadi di Sumatera Barat pada masa lalu. Pada masa pemerintahan Kerajaan Pagaruyung, muncul isu mengenai penyerangan Kerajaan Majapahit dari Jawa ke Kerajaan Pagaruyung.
QKYdKwQ. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. sumber Alkisah, Sunan Katong dari Demak melakukan perjalanan ke Tanah Perdikan Prawoto. Beliau diutus oleh Wali Songo untuk menyadarkan Empu Pakuwaja yang merupakan murid dari Syeh Siti Jenar. Dalam perjalanannya beliau ditemani oleh tiga santrinya yaitu Wali Jaka, Ki Tekuk Penjalin, dan Kyai Gembyang. Sesampainya di tempat tujuan, beliau mendirikan sebuah Padhepokan di tepian Kali Sarean. Beliau adalah sosok ulama yang berilmu tinggi, berbudi luhur dan disegani. Tak perlu waktu lama bagi beliau untuk mendapatkan banyak santri. Berbondong-bondong orang datang ke padhepokan untuk belajar ilmu agama. *** Empu Pakuwaja adalah seorang bangsawan trah Majapahit. Dia seorang yang gagah berani, berwatak keras dan teguh pendirian. Dia mempunyai 2 orang putri yang bernama Surati dan Raminten. Padhepokannya berada di daerah Getas. Dia juga mempunyai murid kesayangan, yaitu Jaka Tuwuk dan Pilang. Ketika Sunan Katong menemuinya dan berusaha mengajaknya kembali ke dalam ajaran Islam yang sejati, Empu Pakuwaja menolak. Dia justru menantang Sunan Katong untuk bertanding adu kekuatan. Sunan Katong meladeni tantangan Empu Pakuwaja. Maka bertandinglah kedua orang tersebut. Mereka mengeluarkan ilmu olah bathin. Akhirnya Sunan Katong berhasil melukai Empu Pakuwaja. Dalam keadaan terluka Empu Pakuwaja berlari dan mencoba bersembunyi dari kejaran Sunan Katong. Dalam pelariannya Empu Pakuwaja merasa haus yang teramat. Ketika sampai di depan sebuah rumah, Empu Pakuwaja segera memasukinya. Rumah itu sepi ditinggal penghuninya ke sawah. Empu Pakuwaja memasuki rumah tersebut. Di atas meja dia melihat sebuah kendi berisi air nira yang akan dimasak menjadi gula. Karena rasa haus yang tak tertahan, diapun segera meminum air tersebut dan menghabiskannya. Karena kekenyangan minum air tersebut, akhirnya Empu Pakuwaja tertidur. Tak lama kemudian dia terbangun karena mendengar suara pertengkaran dua orang yang ternyata adalah suami istri yangmempunyai rumah itu. Mereka adalah Pak Singo dan Mbok Singo yang bertengkar karena air nira yang akan dibuat menjadi gula habis. Mereka tidak tahu bahwa Empu Pakuwajalah yang telah menghabiskan air tersebut. Karena merasa terganggu dengan keributan tersebut, tanpa banyak bicara Empu Pakuwaja membunuh kedua suami istri tersebut. Tempat itu kemudian dikenal dengan nama Singopadu padu = bertengkar. Sunan Katong terus mengejar di belakang Empu Pakuwaja. Ketika dia merasa Sunan Katong berada tak jauh darinya, maka Empu Pakuwaja bersembunyi di sebuah pohon Kendal yang berlubang. Ternyata Sunan Katong mengetahui tempat persembunyian Empu Pakuwaja tersebut. Akhirnya Sunan Katong berhasil menangkap Empu Pakuwaja. Empu Pakuwaja kemudian menyerah dan mengakui kesaktian dan ketinggian ilmu Sunan Katong. Diapun bersedia menjadi pengikut Sunan Katong, bahkan dia menjadi murid kesayangan. Tempat menyerahnya Empu Pakuwaja itu di kemudian hari dinamakan Kendal. Selain nama pohon, Kendal juga berarti penerang, Sunan Katong berhasil memberikan penerangan kepada Empu Pakuwaja dan membawanya kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya. *** Pada suatu hari, Empu Pakuwaja marah kepada putrinya, Raminten. Raminten mencintai Jaka Tuwuk, padahal Empu Pakuwaja sudah menjodohkan Jaka Tuwuk pada Surati. Ternyata Jaka Tuwuk juga mencintai Raminten, mereka saling mencintai. Empu Pakuwaja yang mengetahui hal tersebut sangat marah. Lalu dia mencari Raminten dengan maksud menghajarnya. Raminten yang paham akan watak keras ayahnya, segera melarikan diri. Dia mencari perlindungan, dan dia merasa orang yang bisa melindunginya hanyalah Sunan Katong. Karenanya diapun menghadap Sunan Katong dan meminta bantuan. Empu Pakuwaja yang gelap mata dan mengejar Raminten sangat marah mendengar ada orang yang melindungi putrinya. Diapun menghunus Keris Pusakanya dan segera menghujamkan ke dada orang yang melindungi putrinya. Ketika keris sudah menancap, Empu Pakuwaja baru menyadari bahwa orang yang ditusuknya adalah gurunya sendiri. Empu Pakuwaja jatuh tersungkur dan meminta maaf bersujud di hadapan sang guru. Sunan Katong mencabut keris dari dadanya dan menancapkan keris tersebut kepada Empu Pakuwaja. Keduanya gugur sampyuh. Dari luka Sunan Katong mengalir darah berwarna biru, sedangkan dari luka Empu Pakuwaja mengalir darah berwarna merah. Kedua aliran darah itu menyatu di Kali Sarean, membuat warna air sungai berubah menjadi ungu. Demikianlah, daerah di mana kedua tokoh itu gugur sampyuh dan darahnya menyatu kemudian dikenal dengan nama “KALIWUNGU” sungai yang airnya berwarna ungu. Kota kaliwungu kini terkenal sebagai kota santri. Para santrinya berasal dari daerah Kaliwungu dan sekitarnya. Makam Sunan Katong dan Empu Pakuwaja yang berada di bukit Astana Kuntul Melayang selalu ramai dikunjungi peziarah ketika perayaan Syawalan. Penulis Dwi Ilyas 145 Lihat Puisi Selengkapnya
Solo - Hari Raya Idul Adha kerap kali disebut dengan istilah lebaran haji. Pada momen ini umat Islam akan menggelar sejumlah prosesi ibadah mulai dari shalat id di tanah lapang, menyembelih hewan kurban hingga menunaikan ibadah haji di tanah sedikit umat Islam yang bertanya mengapa Idul Adha memiliki nama yang beraneka ragam dimana salah satunya adalah lebaran haji. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, berikut ini asal usul lebaran haji, sejarah, nama lain lebaran haji, hingga hukum haji dan kurban, dikutip detikJateng dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Buleleng Bali dan Kantor Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat dalam laman resminya, Minggu 11/6/2023.Mengutip dari laman Kementerian Agama menyebutkan bahwa Idul Adha berasal dari dua kata dalam bahasa Arab yakni Idul dan Adha. Idul atau id diambil dari bahasa adda yaudu yang memiliki arti kembali. Sementara Adha merupakan bentuk jamak dari adhat yang diperoleh melalui kata udhiyah, yang bermakna kurban. Sehingga secara sederhana Idul Adha dapat diartikan sebagai kembali berkurban atau hari raya penyembelihan hewan kurban. Momentum Idul Adha menjadi penanda dua peristiwa atau selebrasi rutinan annual celebration umat Islam yang menjadi ciri khas dan unik, yakni pertama ibadah Qurban dan yang kedua adalah penyelenggaraan ibadah haji. Hal tersebutlah yang membuat mengapa Idul Adha juga banyak dikenal dengan istilah lebaran haji karena memang dalam pelaksanaannya bertepatan dengan momen ibadah haji di tanah Idul AdhaSuatu ketika Nabi Ibrahim diuji oleh Allah SWT melalui mimpinya untuk menyembelih Nabi Ismail yang tengah berusia 7 tahun. Mendapati mimpi tersebut terus berulang, maka Nabi Ibrahim yakni bahwa mimpi tersebut datang dari Allah. Nabi Ibrahim pun bergegas untuk menyampaikannya kepada Nabi Ismail. Sebagaimana firman Allah sebagai berikut ini قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِن شَاء اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَIbrahim berkata "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu "maka pikirkanlah apa pendapatmu? Ismail menjawab Wahai bapakku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. InsyaAllah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar." QS As-saffat 102Ketika hendak menunaikan perintah Allah untuk menyembelih Nabi Ismail, para setan datang silih berganti untuk membujuk Nabi Ibrahim supaya membatalkan perintah Allah tersebut. Namun, Nabi Ibrahim telah membulatkan tekad dan mengusir para setan dengan mengucap basmalah sembari melemparkan batu. Hal ini dikemudian hari menjadi salah satu prosesi dalam ibadah haji yakni melempar Ibrahim kembali memantapkan niatnya. Dalam kepasrahan dan ketaqwaan ketika pisau diayunkan ke leher Nabi Ismail tiba-tiba Allah memerintahkan untuk menghentikan perbuatan itu dan sebagai imbalan karena telah ikhlas dan tawakal. Allah mencukupkan dengan menyembelih seekor kambing sebagai korban. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS As-Saffat ayat 107 sebagai berikut ini وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ"Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar."Semenjak peristiwa tersebut umat Islam dianjurkan untuk menunaikan ibadah korban hewan ternak berupa kambing, domba, unta, sapi, kerbau dll ketika memasuki tanggal 10 Lain Lebaran Haji1. Lebaran haji dikenal juga dengan istilah 'Idul Nahr' artinya hari raya penyembelihan. Hal tersebut bertujuan untuk memperingati ujian paling berat yang telah menimpa Nabi Ibrahim. Melalui kesabaran dan ketabahan yang telah Nabi Ibrahim tunjukan Allah memberikan sebuah anugerah kepadanya dengan kehormatan sebagai kekasih Allah atau 'Khalilullah'2. Lebaran haji dikenal juga dengan istilah 'ibadah kurban' hal ini tidak terlepas dari peristiwa pengorbanan Nabi Ibrahim ketika diperintah oleh Allah untuk menyembelih Nabi Lebaran haji pada umumnya dikenal dengan istilah 'Idul Adha' yang memiliki arti selaras dengan 'ibadah kurban' yakni sebagai bentuk kembali Lebaran haji juga dikenal dengan istilah hari raya penyembelihan hewan HajiHukum melaksanakan ibadah haji adalah wajib bagi orang Islam yang mampu. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surah Ali-Imran ayat 97 yang menjelaskan bahwa haji hukumnya wajib untuk seseorang yang mampu dan dilaksanakan sekali dalam seumur ءَايَٰتٌۢ بَيِّنَٰتٌ مَّقَامُ إِبْرَٰهِيمَ ۖ وَمَن دَخَلَهُۥ كَانَ ءَامِنًا ۗ وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا ۚ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَArtinya "Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, di antaranya maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya Baitullah itu menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari kewajiban haji, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya tidak memerlukan sesuatu dari semesta alam." QS. Ali Imran 97Hukum KurbanHukum menyembelih hewan kurban pada Hari Raya Idul Adha adalah sunnah muakkadah bagi umat Islam yang sudah baligh, berakal, dan ini ditulis oleh Noris Roby Setiyawan peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom Simak Video "Perawatan Spesial Sapi Kurban Jokowi di Jambi Diberi Telur Tiap Hari" [GambasVideo 20detik] sip/sip
Published December 9, 2015 by YusShitaAprilya ASAL USUL KALIWUNGU Asal usul nama Kaliwungu menurut cerita turun-temurun adalah darah dari Sunan Katong dan Pangeran Pakuwojo yang mengalir di sungai dan sungai tersebut warnanya menjadi ungu . Pada zaman dahulu , sunan katong ceritanya adalah seorang petinggi disalah satu kerajaan di Negeri Cina , datang ke daerah kaliwungu untuk menyebarkan agama islam .Sedangkan pangeran Pakuwojo adalah seorang mantan petinggi kadipaten bawah kerajaan majapahit untuk daerah Kendal atau Kaliwungu pada saat itu. Pada suatu hari, terjadi kesalahpahaman antara Sunan Katong dan Pangeran Pakuwojo. Pangeran Pakuwojo marah kepada anak perempuannya yang tidak mau menuruti permintaannya. Kemudian sang anak pergi dari rumah dan minta perlindungan dari Sunan Katong yang tak lain adalah guru dari Pangeran Pakuwojo . Kemarahan pangeran Pakuwojo semakin memuncak setelah mengetahui bahwa ada yang melindungi anak perempuannya itu . Menurut Pangeran Pakuwojo siapapun yang berani melindungi anaknya berarti tandanya orang tersebut telah menantangnya , pada saat itu pangeran Pakuwojo tidak mengetahui bahwa yang melindungi anaknya adalah gurunya sendiri , Sunan Katong . Pangeran Pakuwojo langsung mengeluarkan kerisnya , dengan amarah yang menyala-nyala , ia menancapkan keris itu pada tubuh orang yang telah melindungi anak perempuannya tersebut. Setelah sadar dan melihat bahwa yang ia bunuh adalah gurunya sendiri , Sunan Pakuwojo seketika terduduk lemas . Ia meminta maaf kemudian bersimpuh dihadapan Sunan Katong . Dalam sisa tenaganya Sunan Katong akhirnya juga menancapkan keris ke Sunan Pakuwojo . Akhirnya mereka berdua meninggal berdua . meskipun pangeran pakuwojo adalah murid dari Sunan Katong namun ia sudah menyimpang dari kebenaran karena dia telah ikut dan mempelajari ilmu hitam , jadi dua orang yang berbeda aliran itu meninggal bersama yaitu aliran putih dan aliran hitam . Darah yang keluar dari Sunan Katong berwarna putih dan darah yang keluar dari pangeran Pakuwojo berwarna merah kehitaman karena dia telah mempelajari ilmu hitam . Darah dari kedua orang tersebut tercampur menjadi satu dan mengalir disebuah sungai dan warnanya pun berubah menjadi ungu . Akhirnya tempat tersebut diberi nama “Kaliwungu”. “kali” artinya adalah tempat perang antara Sunan Katong dan Pangeran Pakuwojo yang dekat dengan sungai . Sedangkan “wungu” adalah darah campuran dari sunan katong dan Pangeran Pakuwojo yang berwarna ungu yang dalam bahasa jawa adalah wungu . Dari situlah daerah tersebut akhirnya dinamakan Kaliwungu .
asal usul kaliwungu dalam bahasa jawa